Unsur-unsur
yang dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal,
Hindu-Budha, dan Islam. Bangsa Indinesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur
budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro
& Micro Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya supranatural atas
kehidupan bumi.
Beberapa contoh
tradisi daerah yang merupakan perpaduan unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam di
Indoesia adalah :
a) Upacara
selamatan, pemberian nama selamat yang bertujuan untuk memberi keselamatan bagi
penyelenggara / pemakai nama tersebut.
b) Upacara
bersih desa, agar desa bersih dan hasil pertanian melimpah.
c) Upacara
sedekah, setelah 7 hari dari hari raya Idul Fitri di daerah Demak, sebagai
tanda syukur.
d) Upacara
Tabuik di pantai barat Sumatra sebagai peringatan atas Hasan & Husein, cucu
Nabi Muhammad SAW yang dipengaruhi golongan Syiah.
Upacara
tradisional tersebut maih terus dilakukan hingga saat ini untuk mengingatkan
tradisi lokal mereka. Dalam pembahasan di atas telah dikemukakan bahwa, unsur
budaya asli memegang peranan & tidak dapat disingkirkan begitu saja dalam
proses pencampuran dengan budaya asing. Salah satu proses kepercayaan lokal
dengan budaya asing berkaitan dengan kematian dalam wujud kepercayaan
dikenal sebagai Animisme & Dinamisme. Misalnya upacara kematian
seseorang dilakukan sesuai dengan kebudayaan lokal. Makam di Indonesia
terpelihara dengan baik karena adanya penghormatan dari anak cucu kepada leluhurnya.
Dengan latar belakang budaya Megalithikum, di samping Sarkofagus, maka
dibuatlah Kijing dari batu di atas makam, bahkan terkadang dibuatkan
rumah kecil pelindung makam yang disebut Cungkup. Hal itu
merupakan contoh dari kepecayaan Animisme.
Sedangkan
kepercayaan Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda yang
dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya rumah dibangun oleh seseorang demi
kesejahteraan dirinya beserta keluarganya, dibangun dengan penuh perhitungan
& persyaratan. Guna menghindari gangguan roh jahat, di dekat pintu gerbang
di tempatkan Dwarapala, berupa sepasang patung.
A. Perpaduan
Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia
1) Bidang
budaya
Sebelum
pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah menggunakan bahasa
melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya Hindu-Budha masyarakat menggunakan
bahasa sansekerta dan bahasa podi. sedangkan masuknya agama Islam ke Indonesia,
Islam menggunakan bahasa Arab. Hal itu membuat perbendaharaan kata semakin
banyak.
2) Bidang
aksara
Dengan datngnya
aagama Hindu-Budha masyarakat menjadi mengenal aksara pallawa atau nagari.
Setelah Islam datang menggunakan aksara Arab. Tetapi ada pencampuran yaitu
akasara Pegon, yaitu aksara arab yang digunakan untuk menulis bahasa Sunda /
Jawa.
3) Bidang
sosial
System
masyarakat yang dulunya dibedakan berdasarkan profesi, setelah agama
Hindu-Budha masuk, system kemasyarakatan dibedakan berdasarkan kasta. Tetapi
dengan masuknya agama Islam sitem kasta mulai menghilang, meskipun sekarang
masih kita jumpai pada masyaakat tertentu.
4) Bidang
system pemerintahan
Dulu system
pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala suku. Menggunakan system Primus
Interpares yang berarti nomer satu dintara sesamanya. Sedangkan dalam
Hindu-Budha system pemrintahannya kerajaan yang dipimpin seorang raja.Tetapi
dalam Islam nama r aja diganti dengan sebutan Sultan.
5) Bidang
bangunan
Candi
Hindu-Budha yang ditemukan di Indonesi pada dasarnya merupakan wujud akulturasi
dari zaman megalithikum yaitu dari bangunan punden berundak. Letak bangunan utama Bentuk candi menyesuaikan diri ke entuk bangunan punden brundak.
Bangunan utamanya berada di bagian belakang dan bentuknya bertingkat.
Fungsi candi
Selain befungsi
sebagai tempat pemujaan dewa, juga berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan
nenek moyang.
6) Bidang seni
Seni arca
Arca pada zaman
dulu merupakan perwujudan dari nenek moyang, cirinya masih dibuat sederhana dan
kasar. Setelah Hindu-Budha masuk pembuatan arca mempunyai kualitas baik.
Sedangkan pada zaman Islam masuk, arca yang semula bentuknya mahkluk hidup
mulai disamarkan, karena tidak diperbolehkan pada zaman Islam.
Wayang
Agama
Hindu-Budha dating memperkaya unsur-unsur bahan cerita pewayangan dan pada
zaman Islam wayang digunakan sebagai media cakwah.
Sastra
Sastra di
Indonesia beru mengenal sastra lisan, misalnya sastra ritual (doa / rapal) dan
non ritual (nyanyian rakyat dan peribahasa). Setelah datangnya Hindu- Budha
Indonesia mengenal sastra tembang dan irama kidung. Pada saat Islam masuk
cerita tersebut hanya digubah dan bahasanya ditambah kosakata Arab.
Tari
Di beberapa
daerah di Indonesia terdapat bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan salawat
dan dalam tarian itu sangat dipengaruhi olah paham Sufi. Misalnya
pada permainan Debus.
7) Bidang
kalender
Sebelum budaya
Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender
Saka (kalender Hindu). Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari
seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan
Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan
peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
Pada kalender
Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram
diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan
nama-nama hari
tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran
pada kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai
tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan
tanggal 8 Agustus 1633 M.
8) Pernikahan
Akulturasi
antara budaya lokal dan Hindu-Budha terlihat dalam pengadaan sesajen. Stelah
Islam masuk upacaranya di awali dengan membaca akad antara kedua mempelai.
9) Pemakaman
Prosesi
pemakaman yang sesuai dengan Islam hanya kewajiban untuk mensucikan janazah,
mengkafani, dan menguburkannya. Tetapi karena adanya akulturasi, missal setelah
hari kematian adanya hari- hari pringatan selamatan / acara tahlilan yang
berisi pembacaan zikir dan tahlil. Juga pemberian nisan yang merupakan warisan
kebudayaan prasejarah.
Interaksi
Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Pada Awal Perkembangan Islam.
1. Perpaduan
Budaya Islam dan Budaya Lokal
Budaya istana
a. Tata
pemerintahan
Dalam
perkembangan sejarah Islam dikenal adanya kalifah, artinya seorang pengganti
setelah Nabi wafat yang bertugas mengurus Negara dan agama, serta melaksanakan
hukum Islam dalam kehidupan Negara.
b. Bangunan
istana
Bangunan istana
yang berasal dari peninggalan zaman Hindu-Budha sudah tidak dapat ditamukan lagi
pada zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang
mudah hancur. Berbeda dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat
dari batu bata dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng
pertahanan terakhir dari suatu Negara ataukerajaan.
c. Masjid agung
Seorang Sultan
adalah seorang pemimpi agama dan kepala pemerintahan yang memiliki kewajiban
untuk membangun sebuah masjid besar atau masjid agung yang diperuntukkan
sebagai pusat kegiatan keagamaan. Masjid agung yang terkait dengan istana
misalnya Masjid Baiturahman di Banda Aceh, Masjid agung di Jogjakarta, Masjid
Maimun di Medan.
d. Istana
kerajaan
Istana dapat
dikatakan sebagai pusat budaya. Namun istana pada masa Islam tidak lepas dari
system Foedal. Pada system ini, system pelapisan sosial pada masyarakatnya yang
menjadi ciri utamanya.
Kesenian istana
Kesenian istana
adalah kesenian yang berkembang dalam lingkunan istana. Selain itu berkembang
pula kesenian yang hanya diperuntukkan bagi penghuni istana. Cirinya adalah
penyajiannya serba megah, cerita yang dimainkan erat hubungannya dengan masalah
pemerintahan, sifatnya cndengun sacral. Kesenian lainnya yang juga berkembang
adalah satra. Pada zaman wali, berkembang karya sastra yang erat kaitannya
dengan masalah agama seperti Kitab suluk Bonang, prosa yang berisi ajaran agama
Islam dan sudah banyak mendapat pengaruh dari bahasa Arab maupun bahasa Melayu.
Masjid
Masjid
merupakan tempat beribadah umat Islam dalm perkembangannya masjid bukan hanya
sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat dan pusat kegiatan keagamaan.
a. Masjid
tradisional
Masjid
tradisional merupakan jenis masjid yang pertama kali ada di Indonesia. Masjid
ini menggunakan bahan bangunan yang berasal dari alam. Susunan atapnya
bertingkat dan dapat disebut dengan atap tumpang.
b. Masjid makam
Masjid makam
merupakan perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid tradisional di
Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun rajaperpaduan antara masjid dan
makam. Di belakang masjid tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali
maupun raja kerajaan Islam.
c. Masjid
modern
Masjid modern
adalah masjid dengan bangunan arsitektur moderndan bahan bahan yang digunakan
juga modern. Disertai dengan manara, yang berfungsi sebagai tampat muazin
mengumandagkan azan.
2. Pengaruh
Islam di berbagai daerah di Indonesia
Faktor yang
mempermudah perkembangan Islam di Indonesia adalah :
a. agama Islam
tidak mengenl kasta dibawa oleh golongan pedagang
b. berkembang
secara damai
c. sifat bangsa
Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul
dengan bangsa
lain.
Agama dan
budaya Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur. Jalur tersebut
misalnya, Persia, Afganistan, Pakistan, India, kemudian menuju Indonesia.
3. Perkembangan
agama dan budaya Islam di Indonesia
Munculnya
Bandar-bandar dagang di India tidak dapat dipisahkan dengan proses masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia. Pedagang datang ke Indonesia bukan
hanya untuk berdagang, melainkan juga menyebarkan agama mereka.
4. Penyebaran
agama Islam pada masa wali sanga
Selain
dilakukan oleh para pedagang, penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama
dan para wali. Wali merupakan seorang utusan yang mempunyai pengetahuan tentang
agama dan ilmu gaib.
Wali songo
terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus,
Sunan Muria, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati.
Selain para wali, kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti
Hamzah Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri. Di Jawa tengah kita menganal Sultan
tembayat yang menyabarkan Islam melalui pondok pesantren